Tag Archive: PUISI


Maaf!

MAAF
Karya: Shalahuddin Umar

Mungkin satu maaf tak cukup
Sepuluh maaf pun tidak
Atau mungkin seratus?
Seribu?
Sejuta?

Seperti menyulam benang berjelaga senja
Mengail gelap dalam setitik hati yang kuyup dosa
Tanpa jawab, seakan semesta senyap tak bernyawa

Ini bukan sabda tanpa cahaya
Bukan pula tentang sungai airmata yang meroman bak cerita Rama-Sinta
Ini tentang maaf!

Laksana menoreh mimpi dalam halaman terakhir masa,
mengubur rasa dalam batu nisan tanpa kata
menanti detik demi detik terlewat merangkai seribu purnama
Dan diujung usia aku hanya ingin mendengar kau berkata,
“Ya, kumaafkan kau,” sepenuh jiwa

Maaf
Jika saja empat huruf itu terlalu sempurna untuk menutup lembaran dosa,
aku rela mengucap walau sejuta fajar menua,
dan hingga jiwaku terbang menghadap Sang Pemilik Masa

 

NEGERI NOL BESAR

Karya: Shalahuddin Umar

Menurut cerita negeriku adalah syurga
Gemah ripah loh jinawi, katanya
Tanam satu tumbuh seribu, menurut pepatah lama.
Tak heran bule-bule degil itu berlomba-lomba jadi juara
Naik podium utama angkat senjata
Sedikit modal picik, puaslah mereka jadi penguasa

Tahun berganti tahun dan negeriku masih tetap sama
Masih sama-sama lumpuh tak berdaya
Gempita bekas tanah jajah masih meraja dalam raga
Trauma tindas derita masih berputar-putar di kepala
Padahal pidato merdeka, sejak lama memekik dunia

Musim berganti musim dan negeriku masih juga sama
Masih sama-sama kehilangan jati dirinya
Pornografi dan hura-hura jadi menu utama kaum mudanya
Rakyat, pejabat, sampai ustad sibuk cari nama, tak peduli umat tersesat tak tahu arah
Padahal wacana kiamat sudah dekat selalu bergema dimana-mana

Hujan panas hujan panas dan negeriku masih saja sama
Masih sama-sama tak belajar dari kesalahan lama
Korupsi dan nepotisme jadi budaya
Suap menyuap di atas meja hijau jadi ajang saling bangga
Padahal koar supremasi hukum jadi teriakkan seribu suara mahasiswa

Malam siang malam siang dan negeriku entah kenapa tak jua berbeda
Tetap sama!
Nol baca!
Nol berkaca!

 

 

 

 

Dunia Tanpa Cermin

DUNIA TANPA CERMIN

karya: Shalahuddin Umar
 

Bila dunia tanpa cermin, semua samar saling merasa yang paling benar

Bila dunia tanpa cermin, semua gelap saling merasa tak pernah khilaf

Bila dunia tanpa cermin, semua kacau saling merasa berhak mengangkat pisau

Bila dunia tanpa cermin, semua berdebat saling menganggap yang paling hebat

 

Yang indah dianggap salah karena dianggap terlalu susah

Yang mudah dianggap bid’ah  karena dianggap ingkar sunnah

Yang jelas dianggap buram karena dianggap terlalu seram

Yang benar dianggap samar karena dianggap terlalu sukar

 

Aku berkata ini, kau berkata itu, mereka berkata inituinituinitu. Seperti perkutut saja!

Aku berkata kesini, kau berkata kesana, mereka mondar-mandir tak tahu arah

Aku berkata iya, kau berkata tidak, mereka  plin-plan ambil suara

Aku berkata benar, kau berkata salah, mereka saling sikut tumpahkan darah

 

Dunia tanpa cermin seperti kanvas tanpa cat warna

Seperti kertas tanpa tinta. Kata tanpa makna. Dunia tanpa agama

 

Semua berkelakar. Nyasar. Main kasar!

Tak peduli budaya samar-samar yang penting dianggap tenar

Biarpun larangan agama jelas berujar

Ah, akhirat dianggap bisa diatur entar

 

Dunia tanpa cermin layaknya ruang kosong

Yang dipenuhi hingar bingar celoteh omong kosong